TEMPO.CO, Bandung-Direktur Utama PT Len Industri Bobby Rasyidin mengatakan, pendapatan konsolidasi lima BUMN Industri Pertahanan yang tergabung dalam Holding Defend ID pada tahun ini ditargetkan mencapai Rp 20,87 triliun.
Dari jumlah tersebut Rp 11 triliun berasal dari sektor pertahanan. Dengan pendapatan tersebut Defend ID ditargetkan bisa menembus Top 90 Global Defence Company dengan asumsi pendapatan perusahaan lain dalam daftar tersebut tidak berubah.
Holding BUMN Industri Pertahanan dengan nama Defend ID terdiri dari dari PT Len Industri sebagai induk holding, lalu PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, PT Pindad, serta PT Dahana.
Prognosa total aset Defend ID di akhir 2021 sebesar Rp 36,94 triliun, ditargetkan tumbuh menjadi Rp 39,88 triliun pada tahun 2022.
Prognosa kinerja lima BUMN tersebut pada 2021 membukukan pendapatan menembus Rp 15,98 triliun, separuhnya yakni Rp 7,98 triliun berasal dari sektor pertahanan atau setara 19 persen penyerapan anggaran alat peralatan pertahanan dan keamanan pemerintah di tahun yang sama. Total pendapatan meningkat dibandingkan total pendapatan tahun 2020 sebesar Rp 12 triliun.
Bobby mengatakan kinerja konsolidasi BUMN Industri Pertahanan tahun 2020 belum dapat membawa Defend ID masuk dalam Top 100 Global Defence pada tahun 2021 karena sejumlah kendala.
“Kondisi saat ini antara lain dipengaruhi oleh keterbatasan pembiayaan modal kerja dan investasi, keterbatasan kontrak jangka panjang 5 hingga 10 tahun, ekosistem industri pertahanan dan pengadaan yang belum sepenuhnya terintegrasi, serta rasio TKDN dan anggaran R&D yang perlu semakin ditingkatkan,” kata dia dalam keterangannya, Rabu, 2 Februari 2022.