TEMPO.CO, Jakarta -PT Archi Indonesia masih menyusun rencana aksi belanja modal (capex) dan target pendapatan tahun 2022. Proses masih dilakukan mengingat ada longsor yang menimpa salah satu pit mereka yang dikelola PT Tambang Tondano Nusajaya sebagai anak perusahaan di area penambangan Toka Tidung, Sulawesi Utara.
“Dengan adanya kejadian longsor ini, tentu kita harus menyusun ulang rencana capex kita,” ujar Direktur Keuangan Adam Jaya Putra PT Archi Indonesia Tbk saat ditemui pada Rabu, 26 Januari 2022.
Ia mengatakan, ada aksi korporasi yang akan dilakukan bertahap dan berpengaruh pada penyusunan belanja modal selanjutnya.
Adapun pada 2 Januari 2022 terjadi longsor milik PT Tambang Tondano Nusajaya yang menyebabkan aliran sungai masuk ke dalam pit. Sehingga aktivitas pertambangan mengalami hambatan beberapa waktu.
Archi masih terus melakukan perbaikan sejak terjadinya longsor, termasuk mempercepat rencana kerja dalam menangani bencana alam tersebut.
“Memang sudah ada rencana kami untuk merelokasi (memperbaiki) sungai dan jalan yang berada di samping pit kami. Itu normal pertama kali memindahkan sungai dan jalan,” ujar Adam.
Terkait dengan pemulihan itu, pihaknya masih memperhitungkan bagaimana dampak produksi dan finansial ke depan. Beberapa capex yang dialokasikan juga akan dipilih lagi mana yang bisa diprioritaskan lebih dulu.
Perusahaan yang menjadi bagian dari Rajawali Group milik Peter Sondakh ini telah mencatat pendapatan sebesar US$ 236,5 dengan laba bersih US$ 57,3 juta per tanggal 30 September 2021. Sebelumnya, pendapatan tercatat US$ 275,3 dengan laba bersih US$ 83,1 juta pada 2020.
Penurunan tersebut disebabkan oleh kenaikan total biaya penambangan akibat dari kenaikan sementara rasio pengupasan tanah (stripping ratio) akibat dari pembukaan Pit Araren tahap 5. Pada periode ini, biaya penambangan per unit lebih rendah 16 persen dari US$3,43 per ton menjadi US$2,89 per ton, didukung dengan implementasi dari kontrak penambangan baru.
Sedangkan untuk penutupan Desember 2021, Hidayat Dwiputro selaku Corporate Controller Group Head PT Archi Indonesia Tbk belum bisa memastikan angkanya karena masih menunggu proses audit.“Karena masih penutupan tahun, jadi kami masih menunggu rilis nanti,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Hidayat mengatakan, rilis masih ditunggu keluar pada bulan Maret dan nanti akan segera disampaikan. Untuk pihak auditor, perusahaan tambang emas itu juga melibatkan auditor eksternal Enst & Young.
Baca Juga: Ekspansi Bisnis Emas Archi: Hemat Rp 427,4 Miliar hingga Garap Koridor Baru