TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia bakal mengusung tiga isu prioritas dalam serangkaian pertemuan Digital Economy Working Group (DEWG), bagian dari agenda di bawah Presidensi G20. Salah satu isu yang diangkat yang terkait arus data lintas batas negara.
"Indonesia saat ini sedang mendorong adanya satu kesepakatan negara-negara G20 untuk perlindungan data," kata Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo, Dedy Permadi, dalam diskusi di Jakarta, Rabu, 26 Januari 2922.
Dedy mengatakan pada 2025 nanti, diperkirakan data yang beredar di seluruh dunia bisa mencapai 453 miliar Gigabyte (GB) per hari. Berdasarkan situasi inilah, Indonesia melalui Kominfo akan mendorong negara anggota G20 untuk memperkecil penyalahgunaan dan serangan terhadap keamanan data yang beredar tersebut.
Isu prioritas kedua yaitu terkait literasi dan kecakapan digital. Nantinya dalam pertemuan ini, Kominfo akan membuat semacam tools kit yang membantu negara anggota untuk melakukan pengukuran yang sama terhadap literasi digital. "Indonesia yang bikin, harapan diimplementasikan di seluruh negara G20," ujarnya.
Dedy mengatakan saat ini masyarakat Indonesia rata-rata menggunakan layanan internet selama 8 jam 25 menit per hari. Tapi saat ini, mayoritas masih digunakan untuk mengakses media sosial dan hiburan.
Tren inilah yang ingin diubah pemerintah dengan menggeser lebih banyak pada aspek produktif seperti untuk usaha online dan yang lainnya. Sehingga ke depan, pemerintah mendorong peningkatan kecakapan digital seperti kemampuan penggunaan analisis big data, kecerdasan buatan, machine learning, internet of thing, hingga keamanan digital.
Dedy pun menyinggung bahwa dua pertiga dari total pengguna internet di Indonesia adalah pemuda. "Kami mengajak pemuda-pemuda Indonesia untuk mulai mengenai kecakapan digital," kata dia.
Lalu yang ketiga yaitu terkait pemerataan akses digital, yang berkaitan dengan konektivitas dan pemulihan pasca pandemi. "Konektivitas itu tidak hanya dimaknai perluasan akses internet, tapi juga konektivitas antar manusia," ujarnya.
Saat ini, kata Dedy, pengguna internet di Tanah Air sudah 2,6 juta orang atau 73,7 persen dari total populasi Indonesia. "Jadi konektivitas dan pemulihan pasca pandemi ini sangat dekat dengan kehidupan kita. Banyak UMKM mengalami kesusahan karena pandemi, tapi setelah jualan online itu, jadi bisa bertahan," kata dia.
Baca: Bahlil: Sampai Ayam Tumbuh Gigi, Tak Mungkin Pendapatan USD 12.000 kalau..
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.