TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG diprediksi masih belum beranjak dari penutupan perdagangan awal pekan yang tampak menghadapi tekanan. IHSG kemarin ditutup turun 0,72 persen dari posisi akhir pekan ke level 6.645,05.
“Ada tekanan jual, tapi dalam pola belum ada tren sehingga meski cenderung turun. Belum mengubah tren selama masih bertahan di atas 6.600 dengan resistance 6.725,” ujar tim analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Selasa, 18 Januari 2022.
Dilihat dari pergerakan perdagangan Senin, 17 Januari, Samuel Sekuritas melihat indeks berada dalam zona konsolidasi dan membentuk pola engulfing bearish. Tim analis pun mencermati sejumlah pergerakan saham sepanjang perdagangan hari ini.
Saham Bank BRI atau BBRI yang ditutup di level 4.210 diproyeksikan kembali menguat. Saham kemungkinan melanjutkan tren naik dengan target teoritis di level 4.400. Saham akan bergerak resistance pada area 4.250-4.330 dengan batas risiko 4.160.
Saham Telkom Indonesia atau TLKM yang ditutup pada posisi 4.180 masih akan sedikit tertekan. Namun saham emiten akan bergerak di atas support sehingga peluang untuk melanjutkan kenaikan masih besar. Target teoritis saham bergerak ke posisi 4.350-4.400. Batas risiko di area 4.150.
Saham Bank BNI atau BBNI yang ditutup di level 7.200 menunjukkan penguatan dan melanjutkan posisinya ke upchannel. Saham akan bergerak ke target toeritis ke posisi 7.575 dan dalam jangka panjang akan terbang ke level 7.950 hingga menembus 8.100. Batas risiko pergerakan saham di posisi 7.125.
Saham emiten Bank Harda Internasional yang ditutup di posisi 5.625 masih akan turun sehingga belum terlihat mencapai momentum buying. Meski begitu, saat ini saham sudah melampaui target koreksi hingga 50 persen dari pola kenaikan sebelumnya. Karenanya, sentimen bearish lebih kuat. Jika saham tembus level 61,8 persen, saham akan membentuk pola bearish yang lebih menguasai market.