TEMPO.CO, Jakarta -PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) alias PLN terus mengembangkan aplikasi pemantauan batu bara yang ada di perseroan saat ini, yaitu batu bara online, menjadi super sistem digital. Hal ini merupakan langkah korektif dan untuk memperkuat sistem pasca-masalah batu bara beberapa waktu lalu.
"Aplikasi ini akan mampu memberikan peringatan dini terkait ketersediaan batu bara yang sudah mendekati level tertentu, sistem antrean loading batu bara, bahkan sampai pemantauan data pemasok dalam mengirimkan batu bara sesuai komitmen kontraktualnya," ujar Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi dalam keterangan tertulis, Selasa, 11 Januari 2021.
Sehingga, semua sistem administrasi akan dibuat digital serta terverifikasi dengan legal dan sah digunakan.
"Kami juga memastikan komitmen penugasan pemerintah dan pemenuhan DMO reguler akan dipenuhi oleh para mitra pemasok dengan memastikan setiap detil kebutuhan baik dari sisi kargo (volume batu bara) maupun dari sisi Armada (vessel/tongkang) melalui pemantauan day per day," tutur Agung.
Tak hanya itu, PLN pun telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk jangka menengah panjang seperti mengubah kontrak jangka pendek menjadi jangka panjang dengan klausul win-win dan continuous improvement pada sistem digitalisasi.
Sebelumnya, PLN memastikan pasokan listrik di seluruh sistem kelistrikan dalam kondisi cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Keandalan pasokan ini dapat terus terjaga selama suplai batu bara terpenuhi.
"Kami memastikan pasokan daya listrik cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik siang maupun malam hari, meskipun di beberapa daerah mengalami peningkatan konsumsi listrik seiring dengan pulihnya perekonomian nasional," ujar Agung.