TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak jenis Brent melonjak ke level US$ 80 per barel pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Kenaikan harga minyak ini terjadi usai OPEC+ sepakat menambah produksi dan pasokannya pada bulan Februari mendatang setelah ada indikasi varian virus corona Omicron hanya akan berdampak ringan pada permintaan atas komoditas itu.
Meroketnya harga minyak mentah Brent hampir kembali ke level pada 26 November 2021 ketika laporan varian baru pertama kali muncul. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman menguat 91 sen atau 1,2 persen menjadi US$ 76,99 per barel.
Kepala pasar minyak Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen, menyebutkan, pasar minyak bullish hari ini sebagai akibat dari optimisme yang bersumber dari pertemuan bulanan OPEC+ hari ini. "Yang membantu harga minyak diperdagangkan lebih tinggi," tuturnya.
Adapun OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, setuju untuk tetap pada rencana peningkatan produksi minyak sebesar 400.000 barel per hari (bph) pada Februari. Hal ini mencerminkan meredanya kekhawatiran atas surplus besar pada kuartal pertama, serta keinginan untuk memberikan panduan yang konsisten ke pasar.
Sebelumnya, stok minyak mentah di Amerika Serikat, konsumen utama dunia, diperkirakan turun selama enam minggu berturut-turut. Prediksi itu berasal dari hasil analis yang disurvei oleh Reuters yang menjelang data industri mingguan yang akan dirilis pada pukul 21.30 GMT, diikuti oleh laporan pemerintah pada Rabu waktu setempat.
Soal keputusan OPEC+ untuk melanjutkan peningkatan produksi yang akan membantu memfasilitasi pemulihan ekonomi, Gedung Putih menyambut baik. "Tampaknya pasar bertaruh bahwa Omicron adalah awal dari akhir Covid-19," kata Scott Shelton, spesialis energi di United ICAP.