TEMPO.CO, Jakarta - PT Sri Rejeki Isman Tbk. atau Sritex telah menyampaikan proposal rencana perdamaian untuk pengambilan suara dalam proses PKPU (PKPU Composition Plan) versi terbaru di bursa Singapura pada hari Senin, 3 Januari 2022. Dalam keterangan resminya, manajemen Sritex mengatakan pembaruan proposal tersebut telah mencerminkan sejumlah masukan dari kreditur.
Dalam proposal terbaru ini, pemegang surat utang akan menerima tambahan tranche secured notes dengan waktu tambahan lima tahun. Pemegang surat berharga ini akan menerima dua tranche secured notes.
Rasio cakupan keamanan untuk kedua tranche ini pun telah ditingkatkan ke 108 persen. "Dan sponsor kami telah setuju untuk menyediakan dukungan yang diperlukan untuk restrukturisasi Grup Sritex," tulis manajemen Sritex, dikutip Selasa, 4 Januari 2022.
Adapun dukungan itu termasuk di antaranya melalui penjualan aset personal dari sponsor, untuk meningkatkan modal kerja Grup Sritex. Dalam proposal ini juga dijelaskan emiten berkode saham SRIL ini akan menukar obligasi 2024 dan 2025 dengan tiga tranche secured notes.
Tiga obligasi baru itu rinciannya adalah Tranche A Secured Notes senilai US$ 105 juta, Tranche B Secured Notes senilai US$ 135 juta, dan Tranche C Convertible Notes senilai US$ 135 juta.
Lewat skema baru ini, manajemen Sritex mencontohkan, pemegang notes US$ 10.000, akan menerima US$ 2.800 tranche A secured notes, US$ 3.600 tranche B secured notes, dan US$ 3.600 tranche C convertible notes. Adapun Tranche A akan jatuh tempo pada tahun kelima dari tanggal efektif.
Surat utang ini bakal memberikan tingkat bunga dalam bentuk tunai yang berbeda setiap tahunnya. Rincian tingkat bunga yang dimaksud adalah 1,375 persen di tahun pertama, 1,875 persen di tahun kedua, 2,375 persen di tahun ketiga, dan 2,5 persen di tahun keempat dan kelima.