Adapun, kenaikan saham teknologi di Indonesia mengikuti tren yang terjadi di Wall Street yang mana saham-saham emiten teknologi mulai merajai jejeran emiten berkapitalisasi terbesar.
Pencatatan saham salah satu unicorn di BEI pada tahun lalu seperti PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) dengan nilai emisi Rp 21,9 triliun pun diperkirakan bakal diikuti oleh unicorn-unicorn lainnya, salah satunya grup GoTo.
Sebelumnya, Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma juga merekomendasikan saham teknologi bersama dengan saham sektor bank konvensional. Bank digital, peritel, farmasi, dan media untuk dicermati pada tahun ini.
Suria mengatakan di tengah-tengah optimisme pembukaan kembali ekonomi pascapandemi, saham ekonomi lama seperti peritel akan menjadi menarik karena kinerja fundamentalnya akan ikut pulih.
“Saya menjadi optimistis dengan kondisi yang terjadi. Kalau dilihat sembilan bulan pertama 2021, kinerja emiten di kuartal III/2021 naik 87,9 persen secara tahunan," kata Suria.
CIO Danareksa Investment Management Herman Tjahjadi menambahkan kondisi makroekonomi Indonesia telah semakin baik sejak akhir tahun lalu. Hal itu tercermin lewat indeks manufaktur PMI (Purchasing Managers’ Index) yang kembali ke atas level 50 yang menandakan ekspansi.
Manajer Investasi pelat merah ini pun condong menjagokan saham-saham yang bisnisnya akan bangkit bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi seperti saham perbankan, properti, dan consumer discretionary. “Kami dari Danareksa IM melihat bahwa IHSG pada 2022 berkisar antara 6.500 – 7.300,” kata Herman.
Baca Juga: Tahun Ini, Saham Old Economy Diprediksi Moncer
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.