5. Lo Kheng Hong ungkap alasan tak pernah taruh uang di bank
Lo Kheng Hong menjadi salah satu tokoh yang beritanya paling banyak dibaca di kanal bisnis Tempo. Lo acapkali melontarkan kiat-kiat berinvestasi di pasar modal.
Salah satu berita yang tayang pada 30 Juli 2021 menyedot perhatian pembaca adalah mengenai alasan Lo memilih tak menyimpan duit di bank untuk jangka panjang. Padahal, dia bekerja di sektor perbankan lebih dari 17 tahun.
Lo menilai investasi di bank bisa membuat uang yang dia miliki tergerus oleh inflasi. “Karena bunga kecil, sedangkan harga-harga naik. Menurut saya orang yang menaruh uang di bank membuat dirinya miskin pelan-pelan karena inflasi terus,” ujar Lo dikutip dari tayangan YouTube Econand, Jumat, 30 Juli 2021.
Alih-alih menanam uang di bank, dia pun memilih untuk berinvestasi di tempat lain. Namun, untuk menentukan investasi, ada berbagai pertimbangan. Lo mengaku tidak memilih obligasi karena imbal hasilnya tak terlalu besar.
6. Jokowi pertanyakan soal subsidi pupuk
Pernyataan dan sikap Jokowi juga masih kerap menarik perhatian pembaca di sepanjang 2021 ini. Salah satu berita Jokowi yang paling banyak dibaca adalah kala ia mempertanyakan subsidi pupuk yang tayang pada 11 Januari 2021.
Pada awal tahun, Jokowi mempertanyakan hasil dari subsidi pupuk yang selama ini digelontorkan pemerintah. Pasalnya, ia menilai setiap tahun pemerintah terus mengeluarkan dana untuk subsidi pupuk lebih dari Rp 30 triliun.
"Berapa puluh tahun kita subsidi pupuk. Setahun berapa kita subsidi pupuk, Rp 30-an triliun, 33 triliun setiap tahun, returnnya apa? Kita beri subsidi pupuk kembaliannya apa? Apakah produksi melompat naik?" ujar Jokowi dalam Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian 2021, Senin, 11 Januari 2021.
Jokowi mempertanyakan hasil dari subsidi pupuk tersebut lantaran apabila diperhitungkan dalam sepuluh tahun, pemerintah telah mengeluarkan uang Rp 330 triliun untuk bantuan tersebut. Dalam kesempatan yang sama, ia menyoroti masih banyak komoditas pangan yang kebutuhannya masih mengandalkan impor, seperti kedelai, jagung, hingga bawang putih.