TEMPO.CO, Jakarta - Bitcoin, Ethereum, dan aset kripto berkapitalisasi pasar besar lainnya kembali diperdagangkan melemah pada hari Jumat, 17 Desember 2021. Padahal, pada perdagangan kemarin, koin-koin digital itu sempat menguat ke zona hijau.
"Terkoreksinya pasar kripto terjadi karena investor cenderung merespons negatif dari sikap bank sentral Inggris yang tak terduga menaikkan suku bunga acuannya dari 0,1 persen menjadi 0,25 persen," ujar Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, Jumat, 17 Desember 2021.
Kenaikan suku bunga acuan bank sentral Inggris menjadi yang pertama di antara bank sentral negara maju sejak era pandemi di tengah lonjakan inflasi negara tersebut.
Pemicu perubahan kebijakan moneter menjadi ketat tersebut terjadi setelah inflasi Inggris per November menyentuh level tertinggi 10 tahun pada 5,1 persen atau lebih tinggi dari target Bank Sentral Inggris atau Bank of England atau BoE yang memperkirakan angka 2 persen. Angka inflasi itu juga lebih tinggi dari posisi Oktober yang sebesar 4,2 persen.
Meskipun BoE menaikkan suku bunga acuannya, bank sentral Eropa (Europe Central Bank/ECB) mengumumkan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level 0 persen. ECB sejalan dengan bank sentral AS yang akan memangkas pembelian obligasi dan juga tetap berjanji untuk melanjutkan dukungan kebijakan moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk ekonomi Zona Euro hingga tahun 2022.
Selain itu, reli Bitcoin dan kripto big cap lainnya hanya terjadi sejenak saja setelah bank sentral Amerika Serikat menyetujui percepatan pengurangan pembelian aset atau tapering pada bulan ini. Terkoreksinya bursa saham AS di tengah rencana bank sentral di negara maju untuk memerangi inflasi yang tinggi.