TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis 6 poin di level Rp 14.324 per dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan hari ini, 14 Desember 2021, dari penutupan sebelumnya yaitu Rp 14.330. Sementara untuk perdagangan Rabu besok, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar dibuka fluktuatif.
“Namun menguat tipis di rentang Rp 14.300 sampai Rp 14.390,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Selasa. Adapun penguatan ini, menurut Ibrahim, dipengaruhi oleh dua faktor yaitu eksternal dan internal.
Dari sisi eksternal, Ibrahim menyebut pengaruh datang dari dolar AS yang mencapai level tertinggi satu minggu terhadap mata uang lainnya pada Selasa ini. Kondisi ini juga didukung ekspektasi pertemuan bank sentral Amerika, Federal Reserve atau The Fed yang hawkish minggu ini dan permintaan safe haven, di tengah berlanjutnya ketidakpastian tentang varian virus corona Omicron.
Pengaruh lain datang dari rencana pengumuman inflasi dari Indeks Harga Produsen (IHP) di Amerika pada hari ini. Sementara untuk inflasi dari Indeks Harga Konsumen (IHK) di Amerika, survei The Fed telah menunjukkan ekspektasi inflasi jangka pendek di Amerika bakal lebih tinggi. “Sementara ekspektasi untuk pertumbuhan pendapatan di masa depan, turun pada November,” kata dia.
Kemudian, pengaruh eksternal juga datang dari rencana 20 bank sentral seperti Bank Sentral Eropa, Bank Inggris, dan Bank Jepang, dan The Fed yang akan memberikan keputusan kebijakan masing-masing minggu ini. The Fed misalnya, akan menurunkan keputusan kebijakannya pada Rabu depan. “Investor akan mencari petunjuk tentang waktu kenaikan suku bunga pada 2022,” kata dia.
Lalu, ada juga Bank Sentral Eropa yang akan mengeluarkan keputusan kebijakannya pada Kamis depan. Menurut Ibrahim, kepastian soal skema stimulus darurat Covid-19 yang tengah disiapkan Bank Sentral Eropa sebesar 1,85 triliun Euro dapat memperoleh kepastian minggu ini.