Program stimulus ini diberlakukan kembali pada 2021, terhitung mulai Januari sampai Desember 2021. Adapun sampai dengan November 2021, realisasi program stimulus ini sudah diberikan kepada lebih dari 33 juta pelanggan dengan total stimulus sebesar Rp. 10,16 trilyun (Diskon Tarif 8,12 T dan Relaksasi S,B,I 2,04 T)
Mulai triwulan 2 (April-Juni 2021) terjadi perubahan diskon yang diberikan kepada masyarakat menjadi setengah dari besaran program stimulus Triwulan 1 tahun 2021. Untuk tipe konsumen R1/I1/B1 450 VA, besaran stimulusnya menjadi sebesar 50 persen. Sedangkan tipe konsumen R1 900 VA menjadi 25 persen dan program relaksasi Sosial, Bisnis dan Industri menjadi 50 persen.
Selain memperoleh diskon stimulus, Pelanggan Rumah Tangga dengan daya 450 VA dan 900 VA bersubsidi juga selama ini telah mendapatkan subsidi rutin, yakni untuk R1/450 VA subsidi rutinnya sebesar Rp102 Ribu / Plg / Bulan (73% dari Biaya Sesungguhnya) , R.1/900 VA subsidi rutinnya Rp 98 Ribu/Plg/Bulan (61% dari Biaya Sesungguhnya).
“Jumlah subsidi rutin yang selama ini sudah diberikan oleh Pemerintah adalah Rp 50 triliun per tahun, dengan porsi 80 persen diperuntukkan bagi pelanggan Rumah Tangga,” kata Agung.
Lebih lanjut, Agung menjelaskan stimulus listrik paling besar dinikmati oleh pelanggan di Provinsi Jawa Barat dengan total nilai Rp 4,7 triliun. Sebab jumlah pelanggan di Jawa Barat lebih banyak dibanding provinsi lainnya, yakni sebanyak 6,8 juta pelanggan.
Agung menegaskan stimulus listrik yang diberikan Pemerintah ini diantaranya ditujukan untuk meringankan beban ekonomi masyarakat kurang mampu. Dengan begitu, diharapkan mereka dapat membayar rekening listriknya dan khusus untuk pelanggan bisnis dan industri tetap bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Tolak ukur keberhasilan program stimulus listrik ini salah satunya tercermin melalui konsumsi listrik pada Oktober 2021 yang mencapai 22 Terawatt-hour (TWh). Angka konsumsi bulanan ini bahkan lebih tinggi sejak 2017.
Sementara secara kumulatif hingga Oktober 2021, angka konsumsi listrik secara kumulatif telah mencapai 210 TWh atau tumbuh 4,7 persen dibandingkan Oktober 2020. Peningkatan konsumsi listrik tersebut akan berdampak positif pada perekonomian nasional.