Lebih jauh, Patrik menyebutkan perseroan akan fokus pada rencana transformasi multi tahunnya yang telah dimulai dengan menutup seluruh gerai Giant beberapa waktu lalu. HERO juga akan beradaptasi dan fokus pada pertumbuhan bisnis yang lebih baik dengan aksi membuka beberapa gerai dalam tahun ini.
Patrik menyatakan perseroan sejauh ini telah membuka enam gerai baru Hero Supermarket dan menguatkan strategi komposisi pelanggan untuk gerai Guardian. Ada juga rencana ekspansi dengan mendirikan tiga gerai baru IKEA.
Direktur Keuangan Hero Group Erwantho Siregar menambahkan, bahwa perseroan memiliki empat strategi keuangan utama dalam rangka menanggapi situasi perubahan pasar dan untuk memastikan kinerja keuangan lebih baik.
Pertama, mengoptimalkan belanja modal dan investasi. Kedua, program efisiensi biaya di segala aspek. Ketiga, menerapkan inisiatif pengurangan ketersediaan di level yang lebih tepat. "Dan keempat memastikan likuiditas yang cukup untuk menjalankan usaha,” tutur Erwantho.
Dari sisi kelanjutan usaha perseroan, manajemen menilai sisa kinerja perusahaan di tahun 2021 akan tetap penuh tantangan. Namun begitu, perseroan tetap berkomitmen terhadap masa depan retail di Indonesia. Hero Group sebagai peretail yang kompetitif, kata Erwantho tetap yakin dengan rencana strategi bisnis perseroan di masa depan.
Laporan keuangan perseroan yang tidak diaudit per 30 September 2021 menunjukkan emiten dengan kode saham HERO itu membukukan penurunan pendapatan bersih sebesar 35,19 persen.