TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sampai dengan akhir Oktober 2021, realisasi belanja negara mencapai Rp 2.058,9 triliun atau 74,9 persen dari pagu Aanggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021.
"Tumbuh 0,8 persen (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual Kamis, 25 November 2021.
Menurutnya, kenaikan realisasi tersebut utamanya dipengaruhi oleh peningkatan kinerja realisasi Belanja Pemerintah Pusat. Sementara, kata dia, realisasi TKDD dan penyaluran Dana Desa masih perlu ditingkatkan kecepatan dan ketepatan eksekusinya.
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat tumbuh sebesar 5,4 persen (yoy). Peningkatan kinerja realisasi Belanja Pemerintah Pusat tersebut utamanya dipengaruhi oleh tumbuhnya realisasi belanja modal yang mendukung proyek infrastruktur dasar dan konektivitas, serta pengadaan peralatan/mesin.
Sementara itu, belanja barang tumbuh antara lain karena dipengaruhi dukungan penanganan kesehatan/vaksinasi, dan penyaluran berbagai bantuan pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi.
Dia juga mengatakan realisasi belanja subsidi sampai dengan Oktober 2021 mencapai Rp 144,4 triliun (82,4 persen dari pagu APBN 2021), atau meningkat 15,4 persen secara yoy dipengaruhi harga keekonomian dan realisasi penyaluran volume barang bersubsidi.
Realisasi belanja subsidi tersebut meliputi subsidi energi sebesar Rp 97,6 triliun atau naik 20,0 persen (yoy), sementara itu, realisasi subsidi nonenergi sebesar Rp 46,9 triliun atau naik 6,8 persen (yoy).
Realisasi belanja subsidi energi mencapai 88,3 persen dari pagu APBN 2021 yang utamanya bersumber dari subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan subsidi Liquefied Petroleum Gas (LPG) Tabung 3 Kg.
Baca Juga: Defisit APBN Turun 33,7 Persen, Sri Mulyani: Pemulihan Ekonomi Sesuai Harapan