Terakhir, mereka juga mendesak agar dilakukan pengusutan tuntas dugaan manipulasi eksport TPL yang terjadi selama ini. Mereka pun meminta agar Tano Batak diselamatkan dari limbah TPL, serta Hutan Tano Batak diselamatkan dari aktivitas penggundulan hutan oleh TPL.
“Kami sangat yakin, masyarakat di Kawasan Danau Toba akan lebih sejahtera tanpa TPL, dan Danau Toba akan lebih indah tanpa TPL,” ujar Ketua Aliansi Gerakan Tutup TPL Benget Sibuea.
Namun aksi tersebut hanya disambut oleh Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Maritim dan Investasi Dirhansyah Conbul.
Mereka juga kecewa karena awalnya hanya disambut di balik pintu pagar. “Tentu sangat kecewa, kami juga meminta secara adat, supaya bapak ibu (pejabat Kemenkomarves) ini turun menemui kami, tapi (mereka) tidak berani,” ujar Hengky.
Setelah terus didesak, Dirhansyah pun akhirnya keluar dan menyambut masyarakat adat di luar pagar. Masyarakat adat kemudian memberikan sebuah buku berisi pelanggaran PT Toba Pulp Lestari ke Dirhansyah.
Dirhansyah lalu berjanji akan menyampaikan aspirasi masyarakat adat tersebut ke Menteri Luhut. "Saya tidak bisa menjanjikan apa-apa, tapi masukan dan tuntutan Masyarakat Adat Tano Batak akan saya sampaikan,” ujarnya.
Baca: Besok, Pemerintah Serahkan Aset Sitaan BLBI ke Penerima Hibah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.