TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan realisasi belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) baru mencapai 59,62 persen atau Rp730,13 triliun dari pagu Rp1.224,73 triliun per akhir Oktober 2021 padahal sudah menjelang akhir tahun.
“Realisasi belanja APBD 2021 masih sangat terbatas. Kalau dilihat berbagai daerah mereka hanya belanja di sekitar 50 persen,” katanya dalam Kongres Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) Tahun 2021 di Jakarta, Selasa 23 November 2021.
Sri Mulyani menuturkan realisasi belanja daerah tersebut hanya naik 3,51 persen (yoy) dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp705,34 triliun dan secara persentase terhadap pagu anggaran juga jauh lebih rendah.
Jika dilihat per jenis belanja, belanja pegawai sebesar Rp297,37 triliun atau 24,3 persen, belanja barang dan jasa Rp198,3 triliun atau 16,2 persen, belanja modal Rp67,64 triliun atau 5,5 persen, serta belanja lainnya Rp166,82 triliun atau 13,6 persen.
Jika belanja dilihat per fungsi maka realisasi belanja pendidikan sebesar Rp213,14 triliun atau 17,4 persen terhadap pagu dalam APBD dan naik 3,1 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp206,74 triliun yang merupakan 19,2 persen terhadap APBD 2020.
“Serapan terbesar untuk belanja pendidikan adalah pada belanja pegawai untuk gaji guru dan tenaga pendidik,” ujar Sri Mulyani.
Belanja kesehatan terserap Rp118,06 triliun atau 9,6 persen dari pagu dalam APBD 2021 dan naik 3,4 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp114,2 triliun yang merupakan 10,6 persen dari target APBD 2020.