TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Muamalat Tbk. Achmad Kusna Permana angkat bicara usai Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) resmi masuk sebagai pemegang saham mayoritas perseroan.
Ia optimistis kinerja Bank Muamalat bakal membaik karena BPKH berpeluang untuk meningkatkan permodalan seiring dengan kemampuan keuangan yang dimiliki.
Saat ini BPKH memiliki 78,45 persen saham bank syariah pertama di Indonesia tersebut. Hibah saham tersebut berasal dari Islamic Development Bank, Bank Boubyan, Atwill Holdings Limited, National Bank of Kuwait, IDF Investment Foundation, dan BMF Holding Limited sebanyak 7,903 miliar saham atau setara dengan 77,42 persen, sehingga total kepemilikan saham BPKH di Bank Muamalat menjadi 78,45 persen.
Permana menjelaskan, model transaksi saham yang dilakukan korporasi sudah dikenal dalam tatanan hukum Indonesia dan juga terdapat dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK). Selanjutnya, Bank Muamalat akan mengambil langkah setelah BPKH menguasai saham perseroan.
“Kami akan berkoordinasi dengan Pemegang Saham Pengendali baru untuk menentukan hal-hal yang akan dilakukan, termasuk strategi dan arah bisnis perseroan,” kata Permana ketika dihubungi, Rabu, 17 November 2021.
Bank Muamalat rencananya akan menggelar aksi korporasi penerbitan obligasi syariah subordinasi (sukuk) dengan nilai sekitar Rp 2 triliun. Bila terealisasi, maka ada peluang BPKH akan menguasai lebih besar kepemilikan saham di Bank Muamalat.