Bahkan, menurut dia, dua emiten tekstil itu sudah mencatatkan permintaan dari importir hingga tahun 2023. Kedua perusahaan itu juga disebut bakal menyerap 4.000 orang tenaga kerja untuk memenuhi permintaan importir tersebut.
“Saat ini selain kedua emiten tersebut beberapa industri garmen orientasi ekspor juga tengah mengalami peningkatan order buyer sampai tahun 2023,” kata Elis.
Kemenperin mencatat volume ekspor produk tekstil dengan kode HS 61 mencapai 185,69 ton hingga triwulan ketiga tahun ini. Angka itu melampaui pencapaian selama periode serupa tahun lalu yang sebesar 169,14 ton.
Adapun nilai ekspor produk tekstil itu mencapai US$ 3,08 miliar. Khusus untuk kode HS 62 yang merupakan pakaian atau aksesoris pakaian bukan rajutan, volume ekspor hingga triwulan ketiga 2021 mencapai 121,09 ton.
Volume itu lebih rendah ketimbang yang dibukukan pada triwulan ketiga tahun lalu yang berada di posisi 125,52 ton. Adapun nilai ekspor produk tekstil berkode HS 62 itu mencapai US$2,93 miliar.
Terus tumbuhnya volume ekspor tekstil itu terlihat dari bagaimana Pan Brothers menambah 3.000 karyawan baru selama pandemi Covid-19. Hal ini dilakukan untuk memenuhi pesanan dari seluruh lini.
Pada akhir Agustus lalu, RUPS Pan Brothers melaporkan pertumbuhan kinerja hingga awal tahun ini. Walau menghadapi tantangan yang sulit, kegiatan operasional diklaim tetap berjalan dengan baik.
"Di tengah situasi yang tidak menguntungkan ini, PBRX masih berhasil meningkatkan penjualan sebesar 4 persen menjadi US$ 126,2 juta pada kuartal I/2021 dibandingkan dengan kuartal I/2020," tulis laporan RUPS Pan Brothers tersebut.
BISNIS
Baca: Maybank Endus Indikasi Pan Brothers Ingin Alihkan Utang ke Kreditur Lain
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.