Pada tahun 2020 produksi rumput laut kering sekitar 376 ribu ton, dengan penghasil utamanya berasal dari Provinsi Maluku, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.
“Sementara itu nilai ekspor dari industri pengolahan rumput laut di Indonesia sepanjang tahun 2020 mencapai 96,19 juta dolar dengan volume produksi sebesar 26.611 ton," katanya.
Putu pun menjelaskan produk olahan rumput laut di Indonesia dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni agar-agar dan karaginan. Secara global saat ini Indonesia menempati posisi ke-7 untuk negara eksportir agar-agar dan peringkat ke-6 sebagai negara eksportir karaginan.
Di sisi lain secara volume ekspor, Indonesia merupakan negara eksportir terbesar untuk komoditas rumput laut kering.
"Pada tahun 2019, nilai ekspor olahan rumput laut hanya 49,75 persen dari nilai ekspor rumput laut kering, dengan produk olahan utama yang diekspor itu adalah karaginan. Pada tahun 2020, persentase tersebut meningkat menjadi 53,79 persen," katanya.
Selain itu, Kemenperin juga terus mengoptimalkan penggunaan produk olahan rumput laut dalam negeri guna mengurangi ketergantungan terhadap produk impor sekaligus mendukung kebijakan substitusi impor.
“Selanjutnya meningkatkan hilirisasi komoditas rumput laut melalui diversifikasi produk olahan rumput laut, mendorong kerja sama antara industri pengolahan rumput laut dengan industri pengguna, serta mendorong kerja sama riset dan pengembangan produk olahan rumput laut dengan lembaga riset dalam dan luar negeri," ujarnya.
BACA: 2022, KKP Bikin Kampung Budi Daya Rumput Laut di Maluku Tenggara dan Sumba Timur