TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik mengumumkan pada Oktober 2021 terjadi inflasi sebesar 0,12 persen. Hal tersebut disimpulkan dari pemantauan di 90 kota.
"Terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen dari 106,53 menjadi 106,66 pada Oktober 2021," ujar Ketua BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin, 1 November 2021.
Dengan demikian, inflasi Januari hingga Oktober 2021 alias inflasi tahun kalender tercatat 0,93 persen dan inflasi tahun ke tahun 1,66 persen.
Angka inflasi itu naik ketimbang September yang mengalami deflasi 0,04 persen. Secara tahun ke tahun, angka ini juga lebih tinggi ketimbang tahun lalu yang 1,44 persen.
Margo mengatakan semua kelompok pengeluaran menunjukkan inflasi. Adapun andil tertinggi disumbang oleh sektor transportasi 0,04 persen.
"Di sektor transportasi ada inflasi 0,33 persen dengan andil 0,04 persen, disebabkan kenaikan tarif angkutan udara dengan andil 0,03 persen," ujar Margo.
Kelompok kedua yang menyumbang andil inflasi terbesar kedua adalah makanan, minuman, dan tembakau. Sektor ini mengalami inflasi 0,10 persen dan berandul 0,03 persen untuk angka inflasi nasional.
"Kalau diperhatikan, komoditas yang berandil adalah cabai merah dan minyak goreng 0,05 persen, lalu daging ayam ras 0,02 persen," tutur Margo.
Margo mengatakan dari 90 kota pemantauan IHK, ada 68 kota mengalami inflasi dan 22 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sampit 2,06 persen, serta terendah di Sumenep dan Banyuwangi 0,02 persen.
Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Kendari 0,7 persen dan terendah terjadi di Bengkulu 0,02 persen.
Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap 2 Masalah Lain yang Ancam Pemulihan Ekonomi Dunia