Adapun di tahun ini, Ridwan menyebut pandemi memang menjadi salah satu penyebab rendahnya realisasi investasi minerba. Tapi di sisi lain, ia terus terang meminta masukan dari para pihak yang terlibat. "Apa nih yang bikin sulit?" kata dia.
Sebab, regulasi yang ada saat ini dinilai sudah semakin jelas. Lalu, proses perizinan pun juga sudah selalu didukung pemerintah.
Dari 11.843 permohonan perizinan berusaha per 22 Oktober, Ridwan mencatat sebanyak 3.268 disetujui, 7.008 ditolak, 900 dikembalikan, dan masih ada sisa 567 permohonan lagi.
7008 permohonan yang ditolak ini sebenarnya karena sejumlah masalah, seperti kesesuaian regulasi hingga kelengkapan administrasi. Sebab, kata dia, proses perizinan yang sekarang digital memang tidak bisa dijalankan dengan cepat karena butuh waktu.
Tapi dengan berbagai kejelasan regulasi dan kemudahan perizinan, realisasi investasi tetap rendah. Sehingga akhirnya, Ditjen Minerba pun mempertimbangkan untuk membantu pengusaha tambang mengurusi masalah Amdal dan P2KH ini.
"Hal lain yang perlu kami upayakan adalah memberikan iklim investasi yang lebih nyaman mungkin ya bagi perusahaan-perusahaan," kata Ridwan.
Baca: Soal Wajib PCR Penumpang Pesawat: Tarif Jadi Rp 300 Ribu, Berlaku 3 x 24 Jam
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.