TEMPO.CO, Jakarta - PT Energy Management Indonesia telah sah menjadi anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Hal itu seiring terbitnya Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia mengenai perubahan anggaran dasar PT EMI pada 9 September 2021.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini memproyeksikan ke depannya PT Energy Management Indonesia akan memperoleh pendapatan sebesar Rp 8 triliun pada 2025 atau secara kumulatif sebesar Rp 13 triliun.
"Dengan keberhasilan transformasi EMI di waktu yang akan datang sebagai leading ESCo (Energy Service Company) serta asumsi dukungan penuh dari segenap stakeholders maka diproyeksikan pada tahun 2025 EMI akan mencapai pendapatan sebesar Rp 8 triliun atau secara kumulatif ke depan sebesar 13 triliun," ujar dia dalam siaran langsung, Jumat, 22 Oktober 2021.
Adapun laba perusahaan sebelum bunga dan pajak diestimasikan sebesar Rp 825 miliar atau secara akumulatif lima tahun ke depan sebesar Rp 1 triliun.
Sebagai energy service company, kata Zulkifli, PT EMI akan membantu pemerintah pusat dan daerah, BUMN, perusahaan swasta, UMKM, maupun masyarakat umumnya dalam penyusunan kebijakan dan master plan.
Selain itu, perseroan juga dapat mendukung dalam penyusunan solusi engineering untuk konservasi, pengembangan Energi Baru Terbarukan skala kecil, serta perencanaan dan implementasi solusi terkini infrastruktur bisnis dan retail yang ramah lingkungan.
Dengan bergabungnya PT EMI sebagai anak perusahaan PLN, Zulkifli berharap agar akan tercapainya empat sasaran utama. Sasaran itu antara lain sinergi EMI dan PLN, peningkatan kapasitas dan kapabilitas, ekspansi bisnis konservasi ke pasar eksternal, serta penciptaan nilai keseluruhan ekosistem energi nasional.
BACA: Pasokan Listrik Lebih dari Cukup, Tarif Listrik Tak Naik hingga Akhir Tahun Ini
CAESAR AKBAR
