TEMPO.CO, Jakarta - Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk. Dileep Srivastava menanggapi pertanyaan mengenai kinerja perseroan dengan melambungnya harga batu bara belakangan ini.
Dileep mengatakan saham perseroan berkode BUMI tersebut aktif diperdagangkan sejak pagi hari. Bahkan, pada satu jam pertama, volume perdagangan mencapai 2,7 miliar saham.
"Tampaknya yang menjadi daya dukung sektor adalah darurat energi global, bahan baku alternatif yang terjangkau, serta kesulitan dengan energi terbarukan. Selain itu, tentu saja award dan keunggulan ESG kami yang sangat baik dan dipromosikan secara luas," ujar Dileep dalam keterangan tertulis, Senin, 4 Oktober 2021.
Menyitir data di RTI Business pada pukul 13.49 WIB, harga BUMI melesat 17 poin atau 27,9 persen dari penutupan sebelumnya ke level 85. Saham perseroan diperdagangkan 44.132 kali dengan volume perdagangan 3,27 miliar saham. Harga terendah pada perdagangan hari ini berada di 70 dan tertinggi di 88.
Sebelumnya, peneliti Alpha Research Database, Ferdy Hasiman, menduga keluarga Bakrie merupakan salah satu pihak yang paling diuntungkan terhadap meroketnya harga acuan batu bara hingga menembus US$ 206,25 di pasar ICE Newcastle (Australia). Bakrie melalui perusahaannya, PT Bumi Resources Tbk, disinyalir mendulang keuntungan berlipat.