TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah melakukan uji coba penggunaan aplikasi PeduliLindungi di 6 pasar, termasuk Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta selatan. Hal tersebut mengundang beragam respons dari sejumlah pedagang dan pengunjung pasar tersebut.
“Saya sampai minta diajarin sama anak saya cara pakai aplikasi ini gimana,” kata salah satu pedagang sayuran, Yuyun, kepada Tempo pada Rabu, 29 September 2021.
Yuyun sangat mendukung kebijakan pemerintah yang mewajibkan penggunaan aplikasi di pasar tersebut. Sebab, hal itu bisa memberikan rasa aman pada pedagang dan pengunjung dari risiko terpapar Covid-19.
Meski begitu, perempuan berusia 49 tahun itu agak khawatir aplikasi PeduliLindungi bisa berdampak pada jumlah pengunjung pasar tradisional tersebut. “Asal jangan turun aja jumlah pengunjung pasar. Kalau turun kan berdampak sama pendapatan saya,” katanya.
Ia juga berharap aplikasi ini tak hanya diwajibkan digunakan di pasar, tapi juga di sejumlah area publik secara merata. “Mulai mal, pabrik, supermarket, dan lain-lain,” katanya.
Hal senada disampaikan pedagang daging Ahmad Sulaiman. “Setuju. Asal dampaknya lebih bagus bisa menjamin kita tidak terkena Covid,” katanya.
Setelah adanya program vaksinasi, kata Sulaiman, akan semakin baik dampaknya ke pedagang dalam hal menjamin kesehatan hingga pendapatan ke depannya. “Walaupun dibatasi dengan adanya barcode itu,” kata pria asal Rangkasbitung, Banten, tersebut.
Saat Tempo mengunjung Pasar Mayestik pada Rabu siang, 29 September 2021, sentra perdagangan tersebut tampak ramai pengunjung. Namun, keramaian itu tak menimbulkan kepadatan.