Jembatan Selat Sunda juga diklaim bakal memunculkan kawasan pertumbuhan ekonomi baru di Tanah Air. Dengan demikian, maka ketimpangan spasial antara wilayah bisa diatasi.
Proyek Jembatan Selat Sunda adalah ide yang muncul pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kala itu, banyak kalangan pesimistis bahwa rencana pembangunan jembatan terpanjang di dunia itu bakal terwujud.
Di era Presiden Jokowi, pemerintah memastikan tidak akan melanjutkan pembangunan megaproyek Jembatan Selat Sunda tersebut. Penghentian proyek seharga Rp 200 triliun tersebut disebabkan banyak pertimbangan, salah satunya tidak selarasnya dengan konsep kemaritiman yang digagas Jokowi.
Wakil Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Aloysius Kiik Ro mengatakan biaya yang diperlukan untuk menuntaskan proyek Jalan Tol Trans Sumatera adalah sebesar Rp 547,16 triliun. Dana tersebut dibutuhkan untuk menyelesaikan 24 ruas tol yang membentang dari Bakauheni hingga ke Banda Aceh.
"Rencana besarnya adalah 24 ruas, terbentang dari Bakauheni sampai Banda Aceh sepanjang 2.813 kilometer dengan total project cost Rp 547,159 triliun," kata Aloysius Kiik Ro dalam webinar, Kamis, 9 September 2021.
Karena itu, Aloysius menilai proyek ini adalah pekerjaan yang sangat masif. Menurut dia, saat ini Hutama Karya tengah berupaya merampungkan Tahap I proyek tersebut, yaitu sepanjang 1.064 kilometer. Pembangunan proyek Tahap I tersebut direncanakan menelan biaya sebesar Rp 152 triliun.
"Tahap I rencananya selesai di tahun 2023 dengan panjang 1.064 kilometer," ujar Aloysius. Adapun hingga saat ini, panjang ruas Tol Trans Sumatera yang telah terbangun adalah sekitar 530 kilometer.
Baca: Satgas Kejar Utang BLBI Rp 110,45 T, Dahlan Iskan: Kenapa Baru Sekarang Diurus?