TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri sekaligus Managing Partners Northstar Patrick Walujo enggan membeberkan kapan GoTo melantai di bursa. Namun, Patrick memastikan proses persiapan dan pencatatan saham GoTo di bursa akan dilakukan dengan penuh kehati-hatian.
Saat ini, manajemen Gojek dan Tokopedia tengah berusaha memastikan agar IPO GoTo tidak merugikan para investor, termasuk investor publik. Northstar merupakan salah satu investor blue-chip di GoTo.
"Kami [GoTo] juga ingin tetap fokus dengan bisnis kami, supaya bisnisnya ke depan tetap berkembang dengan cepat, sehingga nanti setelah IPO semua investornya bisa untung," kata Patrick dalam webinar yang diselenggarakan Indonesia Investment Education (IIE) Sabtu, 28 Agustus 2021.
Sempat digadang-gadang menjanjikan, belakangan IPO startup mulai menimbulkan pertanyaan di kalangan pelaku pasar modal. Ini lantaran performa saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA), emiten unicorn pertama yang mengalami pasang surut di awal-awal kehadirannya.
Sempat menyentuh auto reject atas (ARA) di hari perdagangan pertama beberapa pekan lalu, per 27 Agustus 2021, kemarin saham BUKA ditransaksikan dengan harga Rp 875 per saham, atau baru lebih tinggi 2,94 persen dari harga penawaran perdana Rp 850 per saham.
GoTo bukannya tidak memiliki bekal untuk tidak mengikuti jejak BUKA. Saat ini, grup yang merupakan hasil perkawinan Gojek dan Tokopedia tersebut telah memiliki investasi di beberapa emiten seperti PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA), PT Blue Bird Tbk. (BIRD) hingga PT Bank Jago Tbk. (ARTO).
"Mohon doakan saja. Kami semua di Gojek dan Tokopedia sedang bekerja keras, supaya IPO [GoTo] ini juga bisa cepat," kata Patrick.
Baca juga: Merger GoTo, Ini Keuntungan Pelanggan Tokopedia yang Pakai Layanan Gojek