TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Silmy Karim menyebutkan laba bersih perusahaan hingga Juli 2021 mencapai Rp 609 miliar. Tren positif ini yang tetap terjadi di tengah kelanjutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ini di antaranya didorong oleh tetap baiknya kinerja ekspor.
Angka itu melampaui perolehan laba bersih perusahaan yang mencapai US$ 23,67 juta pada tahun 2020 lalu. Bila menggunakan asumsi kurs Rp 14.415 per dolar AS, maka laba bersih perseroan tahun lalu mencapai Rp 341,19 miliar.
Produsen baja pelat merah ini juga mencatat kenaikan penjualan. Per Juli lalu, perusahaan berkode saham KRAS tersebut telah membukukan penjualan sebesar Rp 17,7 triliun, atau naik 44,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, nilai ekspor baja Krakatau Steel juga meningkat. Hingga Juli 2021 nilai penjualan ekspor melonjak 515 persen menjadi sebesar Rp 1,98 triliun.
Adapun produk ekspor utama perseroan adalah hot rolled coil dan hot rolled plate. "Diekspor ke berbagai negara di Eropa seperti misalnya Portugal, Spanyol, Italia, Jerman, dan Belgia, juga ke negara Malaysia dan Australia” katanya dalam keterangan resmi, Jumat, 27 Agustus 2021.
Silmy menjelaskan, ekspor terbukti membantu kinerja penjualan produk baja Krakatau Steel di masa pandemi. Selain meningkatkan kinerja dari sisi penjualan, Krakatau Steel pun terus melakukan upaya efisiensi yang berkelanjutan.
Salah satu upaya efisiensi yang dilakukan Krakatau Steel diharapkan akan menekan biaya-biaya yang ditanggung perusahaan. Dalam hitungannya, Silmy menargetkan KRAS mampu menurunkan fixed cost hingga 19 persen dan variable cost sebesar 11 persen di tahun 2021.
Manajemen juga berupaya untuk menjaga tren peningkatan kinerja Krakatau Steel dapat terus positif. "Ke depan kami pun akan terus mengembangkan pangsa pasar ekspor lebih luas lagi,” tutur Silmy.
BISNIS
Baca: Lika-liku Cerita Perjalanan Mobil Timor dan Tommy Soeharto