TEMPO.CO, Jakarta - Nama PT Timor Putra Nasional kembali jadi sorotan setelah Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto dipanggil oleh Satuan Tugas Penanganan Hak Tagih Negara Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (Satgas BLBI) pada hari ini.
Tak hanya Tommy Soeharto, seluruh obligor yang berjumlah 48 orang dan debitur BLBI dipanggil hari ini untuk menyelesaikan utang ke negara. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan atau Menko Polhukam yang juga Ketua Pengarah Satgas BLBI Mahfud MD.
Tommy adalah salah satu pihak yang terkait dengan BLBI. Hal itu sesuai dengan penetapan Jumlah Piutang Negara Nomor PJPN-375/PUPNC.10.05/2009 tanggal 24 Juni 2009 setidak-tidaknya sebesar Rp 2,61 triliun.
Adapun Timor Putra Nasional atau TPN adalah produsen mobil Indonesia yang beroperasi pada 1996 hingga 2000. Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, perusahaan ini ditunjuk sebagai satu-satunya pionir mobil nasional untuk mengembangkan industri mobil dalam negeri.
TPN pertama kali dibentuk melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 1996 tentang Pembangunan Industri Mobil Nasional. Inpres ini meminta Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk secepatnya mewujudkan industri mobil nasional.
Pemerintah pusat kemudian menunjuk TPN sebagai pionir mobil nasional saat itu. Ketika pertama beroperasi, Timor menjalin kerja sama dengan Kia Motors untuk mengimpor sepenuhnya mobil-mobil Kia yang dirakit di Korea Selatan.
Kala itu TPN hanya bisa mengimpor mobil secara utuh dari Kia karena memang fasilitas perakitan di Indonesia yang belum memadai. Mobil pertama yang dibuat adalah Timor S515 dan diluncurkan pada 8 Juli 1996 di Jakarta.
Mobil yang merupakan versi rebadge dari Kia Sephia ini sempat menimbulkan protes dari kalangan industriawan Jepang. Pasalnya, pemerintah Indonesia dinilai tidak adil dengan produsen mobil asing di Indonesia.