Adapun pendapatan dari sisi afiliasi menurun 43 persen dari US$ 301,3 juta menjadi US$ 171 juta. Sedangkan pendapatan non-afiliasi anjlok lebih tajam mencapai 62 persen dari US$ 218,2 menjadi US$ 82,8.
Dari sisi segmentasinya, pendapatan repair and overhaul turun 58 persen menjadi US$ 175,2 juta dari sebelumnya US$ 417,2 juta. GMF tercatat memiliki empat hangar pesawat dengan kapasitas 32 slot.
Sementara itu, pendapatan line maintenance melorot 41 persen dari US$ 88,5 juta menjadi 52,6 juta. Turunnya pendapatan dari segmen ini diikuti dengan kinerja line maintenance yang anjlok 43,2 persen. Meski demikian, pendapatan ditopang dari segmen operasi lainnya yang tumbuh 89 persen dari US$ 183,8 juta menjadi 26,1 juta.
Andi mengatakan, beradasarkan prediksi Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional atau IATA, industri maintenance, pepair, dan overhaul atau MRO baru akan pulih pada 2024 seiring dengan normalisasi bisnis penerbangan.
BACA: Arab Saudi Buka Pintu untuk WNI, GMF: Pesawat Garuda Siap Terbang
FRANCISCA CHRISTY ROSANA