TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan mendapat alokasi anggaran terbesar di antara kementerian lainnya dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara 2022 (RAPBN 2022). Untuk tahun depan, alokasi anggaran kementerian yang dipimpin oleh Prabowo Subianto itu mencapai Rp 133,9 triliun.
Anggaran Kementerian Pertahanan tersebut naik 13,28 persen bila dibandingkan dengan Rp 118,2 triliun pada outlook APBN 2021.
Anggaran Kementerian Pertahanan sebelumnya selalu menjadi sorotan karena jumlahnya yang besar. Global Firepower pada tahun 2019 menyebutkan, Indonesia mengeluarkan anggaran belanja militer senilai US$ 6,9 miliar. Nilai anggaran itu setara dengan Rp 98 triliun.
Dengan begitu, jumlah tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara dengan nilai anggaran militer terbesar kedua setelah Singapura di ASEAN yang memiliki anggaran US$ 9,7 miliar. Anggaran militer Singapura itu setara dengan Rp 135 triliun.
Prabowo juga sempat menjadi sorotan karena rencana pembelian alutsista tembus Rp 1.700-an triliun. Angka ini diketahui melalui beredarnya draf Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) tahun 2020-2024.
Sebelumnya, Guru Besar Emeritus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Emil Salim mengkritik pengadaan alat utama sistem persenjataan atau alutsista yang direncanakan oleh pemerintah. Menurut Emil, rakyat saat ini sedang bergumul dengan pandemi Covid-19.
Selain itu, rakyat juga menghadapi krisis ekonomi yang masih merajalela. Sehingga, derita rakyat belum tertanggulangi. "Urgenkah belanja senjata ABRI SEKARANG," kata Emil lewat akun twitter resmi @emilsalim2020 pada Rabu, 2 Juni 2021.