“Ketika PPKM darurat, angkanya tambah turun lagi,” tutur Yenny.
Melalui video yang ia unggah di YouTube, Yenny menggambarkan pada Mei lalu, Garuda mencatatkan pendapatan minus US$ 60 juta. Saat itu, Garuda memperoleh pendapatan sebesar US$ 56 juta.
Namun, pada waktu yang sama, Garuda harus mengeluarkan biaya untuk membayar sewa pesawat sebesar US$ 56 juta, biaya perawatan sebesar US$ 20 juta, avtur US$ 20 juta, dan gaji untuk karyawan US$ 20 juta.
Garuda pun melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan keberlangsungan bisnisnya setelah mengalami kesulitan keuangan. Pada rapat umum pemegang saham atau RUPS 13 Agustus lalu, pemegang saham menyepakati pengurangan jumlah Direksi dan Komisaris Garuda masing-masing dua orang.
Adapun Yenny Wahid telah mengundurkan diri dari jajaran komisaris pada Jumat lalu, 13 Agustus 2021. Dia mengatakan keputusan itu merupakan langkah kecil untuk mengurangi beban Garuda.
Baca: Kala Ganjar Pranowo Beli 30 Ayam Geprek, tapi Pedagangnya Gak Sanggup