Bahkan, kata Jazir, saat kelangkaan oksigen terjadi di Yogya, masjid bisa menyiapkan stok oksigen bagi warganya yang membutuhkan yang sumbernya juga dari dana kebencanaan itu.
"Relawan kami jadi bisa bergerak terus dengan dana kebencanaan ini, mulai untuk bantuan perawatan warga jika dirawat di rumah sakit, bantuan biaya pemakaman dan santunan jika warga itu meninggal dunia," kata Jazir.
Masjid itu pun juga telah menyulap satu ruangan di kompleksnya menjadi posko test Covid-19 gratis menggunakan alat deteksi Covid-19 GeNose ciptaan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan saat ini melayani setidaknya 200 orang per hari.
Selain itu Masjid Jogokariyan juga rutin menggelar swab antigen gratis untuk tracing warganya jika ada anggota, kerabat atau tetangga mereka terpapar Covid-19.
Jazir mengungkap, sejak Februari hingga awal Agustus 2021 ini, ada sekitar 200 lebih warga kampung Jogokariyan Yogyakarta yang terpapar Covid-19 dan tiga orang diantaranya meninggal dunia.
"Tiga orang yang meninggal itu bukan terpapar dari masjid, tapi terpapar dari luar," kata Jazir yang menyebut sepekan ini ada sembilan lagi warga Jogokariyan terpapar Covid-19.
Jazir mengungkap, Pasar Rakyat Jogokariyan ini menjadi program masjid itu demi menggeliatkan 60 usaha mikro kecil menengah (UMKM) binaannya yang kolaps selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Pasar rakyat ini kami gelar karena kan tanggal 9 Agustus nanti PPKM akan berakhir, nah pasar rakyat ini untuk memulainya agar UMKM itu segera pulih," ujar Jazir.
Baca Juga: Masjid Jogokariyan Yogya Tebar Voucher Gratis Rp 4 Juta Sehari, Syaratnya?