TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi 7,07 persen di kuartal II 2021, menunjukkan arah dan strategi pemulihan ekonomi Indonesia yang baik.
"Realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021 tercatat 7,07 persen(yoy), melanjutkan perbaikan yang telah terjadi hingga triwulan I 2021," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Jumat, 6 Agustus 2021.
Dia mengatakan momentum penguatan kinerja ekonomi global dan kebijakan countercyclical pemerintah, serta kebijakan moneter dan sektor keuangan yang akomodatif telah mampu mendorong berlanjutnya arah pemulihan ekonomi nasional.
Sri Mulyani menuturkan realisasi belanja negara yang tumbuh relatif tinggi atau 9,38 persen yoy pada semester I 2021, baik dalam bentuk belanja barang, program bansos, maupun belanja modal memberikan dorongan yang cukup signifikan pada komponen PDB dari sisi pengeluaran.
Konsumsi pemerintah triwulan II 2021 tumbuh tinggi 8,06 persen (yoy). Sementara itu, konsumsi masyarakat, yang mencakup sekitar 55 persen dari total PDB, mampu tumbuh 5,93 persen.
Selain faktor base effect momentum Ramadan dan hari raya Idul Fitri, kata dia, berbagai kebijakan pemerintah dalam mendukung daya beli masyarakat melalui program bansos, diskon tarif listrik, relaksasi PPnBM kendaraan bermotor, relaksasi PPN DTP perumahan, serta relatif terkendalinya inflasi, telah berperan besar mendorong konsumsi masyarakat.
Komponen investasi, kata dia, juga mencatatkan pertumbuhan tinggi (7,54 persen), terutama ditopang oleh investasi bangunan sejalan dengan realisasi belanja modal pemerintah yang relatif tinggi pada triwulan II 2021. Kinerja ekspor dan impor juga mengalami lonjakan tajam, masing-masing tumbuh 31,78 persen dan 31,22 persen, sejalan dengan momentum menguatnya kinerja ekonomi global dan meningkatnya harga komoditas.
"Ke depan, kontribusi non APBN dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi diharapkan semakin besar seiring dengan berlanjutnya proses pemulihan ekonomi nasional," ujar Sri Mulyani.
BACA: Sri Mulyani Waspadai Dampak Varian Delta Covid-19 di Negara Tujuan Ekspor
HENDARTYO HANGGI