TEMPO.CO, Jakarta – Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menyampaikan paparan kondisi terbaru perusahaan pelat merah kepada Komisi VI DPR dalam rapat dengar pendapat, Senin, 21 Juni 2021. Berdasarkan paparan yang salinannya diterima Tempo, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan soal jumlah rute, frekuensi penerbangan, hingga jumlah penumpang terkini.
“Benar ada dokumen (paparan) itu di kami,” ujar anggota Komisi VI DPR, Andrea Rosiade, saat dikonfirmasi, Selasa, 22 Juni 2021.
Data dalam paparan tersebut menampilkan jumlah rute yang diterbangi Garuda Indonesia per Juni 2021 sebanyak 73. Dari total rute tersebut, 59 di antaranya adalah rute domestik dan 14 sisanya rute internasional.
Jumlah rute maskapai Garuda Indonesia menyusut ketimbang Mei 2021. Bulan lalu, jumlah rute maskapai secara year to date terhitung masih sebabnyak 86. Sedangkan per 2020, rute yang diterbangi maskapai mencapai 101 dan pada 2019 sebanyak 111.
Penurunan rute penerbangan Garuda Indonesia diikuti dengan melorotnya jumlah frekuensi pesawat yang beroperasi tiap hari. Per Juni 2021, frekuensi pesawat Garuda sebesar 133 yang terdiri atas 128 frekuensi domestik dan lima sisanya frekuensi internasional. Jumlah ini turun dibandingkan dengan Mei 2021 dengan total frekuensi 169.
Kendati jumlah rute penerbangan dan frekuensi maskapai dengan kode emiten GIAA itu turun, total rata-rata penumpang per pesawat naik. Pada pekan kedua Juni 2021, jumlah penumpang per penerbangan Garuda rata-rata mencapai 103 untuk rute domestik dan 48 untuk rute internasional.
Jumlah ini naik signifikan dari Mei 2021 saat terjadi pembatasan mudik. Jumlah penumpang Garuda pada bulan tersebut hanya 69 per pesawat untuk rute domestik dan 24 orang untuk rute internasional.
Kendati begitu, rata-rata jumlah penumpang pesawat ini menyusut ketimbang 2019 atau sebelum pandemi Covid-19. Rata-rata penumpang per pesawat pada penerbangan sebelum terjadi pagebluk mencapai 132 orang untuk rute domestik dan 138 orang untuk rute internasional.
Berkebalikan dengan angkutan penumpang, bisnis penerbangan kargo Garuda pada 2021 justru menunjukkan tren positif. Selama 2021, tren penerbangan kargo internasional Garuda tumbuh sampai 466 persen. Pertumbuhan tersebut juga diikuti dengan penerbangan kargo domestik yang meningkat 64 persen ketimbang 2019.
Ihwal penurunan jumlah rute penerbangan, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan manajemen memang menyetop beberapa rute yang merugi, khususnya internasional. Namun, ada sejumlah rute yang masih dipertahankan melihat tumbuhnya tren angkutan kargo.
“Ke depan kami lihat yang mungkin tidak untung karena kondisi dan tidak mungkin kami naikkan kargo, kami hentikan, seperti Melbourne, Perth mulai bulan depan kami hentikan. Sebelumhya, Osaka sudah kami hentikan. Satu penerbangan ke benua Australia yang masih kami pertahankan, yakni Sydney,” kata Irfan.