Investasi ribuan triliun itu dibutuhkan agar pertumbuhan Indonesia bisa mencapai kisaran di atas 5 persen. Realisasi investasi digenjot lantaran sektor konsumsi yang jadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi saat ini mandeg karena menurunnya daya beli.
"Karena grafik konsumsinya sudah agak stuck bahkan cenderung menurun akibat daya beli, maka yang dipompa adalah investasi. Jadi investasi akan kita dongkrak, naiknya kurang lebih 22-33 persen," imbuh Bahlil.
Merespon permintaan Bahlil, Komisi VI DPR RI pun mendukung usulan tambahan anggaran Kementerian Investasi/BKPM untuk 2022. Dengan demikian, usulan anggaran kementerian yang dipimpin Bahlil Lahadalia itu menjadi Rp1,32 triliun.
Secara rinci, pagu indikatif Kementerian Investasi/BKPM tahun anggaran 2022 telah ditetapkan sebesar Rp711.513.546.000. Dengan usulan tambahan sebesar Rp608.500.000.000, maka total anggaran kementerian tersebut pada tahun depan menjadi Rp1.320.013.546.000 (Rp1,32 triliun).
"Komisi VI DPR RI mendukung pengajuan usulan tambahan anggaran Kementerian Investasi/BKPM tahun anggaran 2022 sebesar Rp608,5 miliar. Komisi VI DPR RI akan membahas masing-masing program secara detail dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP)," kata pimpinan rapat Komisi VI Gde Sumarjaya Linggih saat menyampaikan hasil kesimpulan rapat.
BACA: KKP Minta Tambahan Anggaran, DPR: Program Prioritas Perlu Dievaluasi