Namun begitu, ia juga mengingatkan kepada investor untuk hanya menjadikan aset kripto sebagai instrumen untuk diversifikasi aset. Sebab, jika investor terlalu mengandalkan aset-aset kripto sebagai instrumen utama, potensi penurunan capital gain akan semakin tinggi.
Apalagi volatilitas pasar kripto sangat tinggi dibandingkan kelas aset lainnya seperti obligasi. “Jadi, aset-aset kripto sebaiknya dijadikan sebagai salah satu opsi, bukan opsi satu-satunya,” ucapnya.
Investor yang berniat menanam dananya pada aset kripto juga harus sudah memahami betul risiko yang ada pada instrumen ini. Pasalnya, kondisi pasar dan risiko aset kripto dengan aset jenis lainnya sangat jauh berbeda.
Menurut Wahyu, profil investor Indonesia yang masuk pada Bitcoin belum mencerminkan pemahaman komprehensif terhadap jenis aset kripto. Mereka dinilai cenderung mengikuti tren sehingga tidak memperhitungkan risiko yang mungkin ditanggung.
BISNIS
Baca: Harga Aset Kripto Tokenomy Melesat 300 Persen Hari Ini