TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN telah menerapkan terobosan digital power plant pada 53 unit pembangkit listrik sebagai upaya meningkatkan keandalan, efisiensi, dan daya saing perseroan dalam bidang penyediaan energi komersial.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan digitalisasi pembangkit listrik telah naik pada status business as usual yang artinya transisi tersebut telah menjadi cara baru perseroan dalam menjalankan bisnis energi sekarang dan di masa depan.
Baca Juga:
“Percepatan digitalisasi pembangkit ini telah dimulai PLN sejak tahun lalu," kata Zulkifli dalam keterangannya di Jakarta, Minggu 6 Juni 2021.
Penerapan sistem digital di 53 unit pembangkit listrik tersebut dijalankan oleh anak perusahaan PLN, yaitu 29 unit pembangkit oleh PT Indonesia Power dan 24 unit pembangkit lainnya oleh PT Pembangkitan Jawa-Bali.
Jumlah kapasitas pembangkit yang tata kelolanya digital mencapai 30 gigawatt atau setara 75 persen dari total kapasitas pembangkit milik PLN.
“Terobosan digital power plant ini termasuk yang kami percepat prosesnya mengingat unit-unit pembangkit listrik adalah infrastruktur utama perusahaan dalam menyediakan layanan kelistrikan bagi para pelanggan,” tambah Zulkifli.