Selain itu, perseroan disibukkan dengan pengadaan vaksin Sinopharm yang masih berlangsung untuk program Vaksinasi Gotong Royong.
Sejauh ini, Johnson & Johnson tidak masuk ke dalam daftar incaran Bio Farma. Dalam daftar yang disusun perseroan, produsen vaksin yang terdaftar antara lain Sinovac dari Cina dan Astrazeneca dari Inggris.
Saat ini, Bio Farma masih fokus menargetkan sebanyak 125.504 dosis vaksin Covid-19 dapat dirilis hingga Oktober 2021. Sampai dengan April 2021, perseroan sudah merilis 31.924 dosis vaksin dan mematok target sebanyak 49.421 pada Mei ini.
Bio Farma telah menerima 65.500.000 bahan baku vaksin yang akan diproduksi untuk pelaksanaan program vaksinasi pemerintah. Perseroan saat ini memiliki kapasitas produksi per tahun untuk vaksin sebanyak 267.600.000. Jumlah tersebut bertambah dari sebelumnya, yakni 250 juta dosis per tahun.
Bio Farma juga sedang mencoba mendapatkan tambahan baku dari Sinovac. Adapun, target bahan baku tambahan yang sedang diupayakan oleh Bio Farma sebanyak 120 juta dosis.
Adapun saat ditanyakan mengenai perkembangan vaksin Johnson & Johnson, Bambang enggan untuk menjawab pertanyaan tersebut, tetapi dia menyebutkan perusahaan akan terus mendukung program pemerintah.
“Tugas Bio Farma [saat ini] adalah dalam pengadaan dan distribusi vaksin baik untuk program pemerintah maupun untuk vaksin gotong royong,” ujarnya.
BISNIS
Baca juga: Hasil Riset Pamungkas Uji Vaksin Sinovac di Bandung Dilaporkan Juni