Fabby lalu mencontohkan India yang sempat menghadapi masalah serupa. Pada 2008, India masih kesulitan mendatangkan komponen atau bahan baku PLTS. Pemerintah setempat pun memungkinkan proyek-proyek PLTS setempat mendatangkan komponen dari luar negeri.
“Setelah demand besar, pemerintah baru memberikan ketentuan untuk semua proyek,” ujar Fabby.
Pemerintah mengejar target bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen hingga 2025. Target bauran ini didorong salah satunya melalui pembangunan PLTS atap untuk kebutuhan rumah tangga.
Fabby menjelaskan, dilihat dari potensi pasarnya, saat ini kapasitas energi bisa didorong mencapai 1-1,5 gigawatt per tahun untuk PLTS atap. Seandainya dihitung dengan PLTS yang dikembangkan PLN, ia memprediksi potensi kapasitas energi surya sampai 2025 bisa menyentuh 10 gigawatt per tahun.
“Setelah pasar terbentuk, kami yakin industri untuk komponen, seperti modul surya bisa tumbuh di Indonesia dan akan dikerjakan UMKM, seperti pembuatan frame. Jadi, industri PLTS juga akan meningkat 3-5 tahun,” ujarnya.
Baca: Pemerintah Bakal Setop Operasi Sebagian PLTU Mulai 2025