TEMPO.CO, Jakarta - Federasi Pilot Indonesia meminta opsi pensiun dini yang ditawarkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tidak merugikan karyawan. Presiden Federasi Pilot Indonesia Ali Nahdi mengatakan manajemen harus mempertimbangkan pelbagai solusi yang menguntungkan kedua pihak.
“Federasi menjembatani dan memberikan solusi yang sama-sama menguntungkan, tidak dipaksakan, jangan sampai merugikan yang lain dan kami mengharapkan adanya jalan ke luar terbaik sehingga Garuda dapat terbang tinggi,” katanya saat ditemui di kantor Garuda Indonesia, Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Senin, 24 Mei 2021.
Manajemen Garuda sebelumnya telah mengumumkan akan mengambil opsi penawaran pensiun dini bagi karyawan sebagai langkah agar perseroan bertahan di tengah ketidakpastian pandemi Covid-19. Garuda ditengarai menghadapi kerugian sampai Rp 70 triliun.
Ali mengakui organisasinya sudah memperoleh laporan dari sejumlah pilot Garuda ihwal adanya kebijakan pensiun dini tersebut. Berdasarkan laporan yang diterima, mekanisme pensiun dini tahun ini berbeda dengan kebijakan serupa yang ditawarkan pada 2020 lalu.
Bila tahun lalu pensiun dini diberlakukan bagi karyawan dengan usia tertentu, kali ini kebijakan tersebut ditawarkan untuk seluruh karyawan. Ali menyatakan federasinya siap menjembatani pilot yang mengalami masalah akibat keputusan pensiun dini ini.