TEMPO.CO, Jakarta - Tol layang Mohamed Bin Zayed (dulu dikenal sebagai tol layang Jakarta-Cikampek II) bakal ditutup dari 5 sampai 18 Mei 2021. PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebagai pengelola tol menyebut penutupan ini merupakan usulan dari Korlantas Polri.
"Namun keputusannya masih menunggu dari Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)," kata Operation and Maintenance Management Group Head Jasa Marga, Atika Dara Prahita, dalam konferensi pers di Jasa Marga Toll Road Command Center, Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 4 April 2021.
Rencana penutupan ini adalah bagian dari kebijakan larangan mudik 2021. Pemerintah sebelumnya telah melarang masyarakat mudik mulai 6 sampai 17 Mei 2021.
Ini hanyalah satu dari sejumlah strategi yang dijalankan perusahaan untuk mendukung kebijakan larangan mudik ini. Strategi lainnya yaitu membuat posko check point penyekatan mudik untuk mengecek dokumen syarat pemudik, seperti halnya tahun lalu.
Strategi lain yaitu membuka random check sampling test antigen di rest area. Sejauh ini, sudah ada 3 lokasi yaitu Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) 519B Solo Ngawi, TIP KM57A Jakarta-Cikampek, TIP KM72A dan TIP KM 88A Cipularang.
Di tiga lokasi ini, Satgas Covid-19 daerah akan memilih acak para pemudik yang sedang beristirahat dan melakukan test antigen. Random check ini akan dilakukan selama 2 jam sama, pukul 10 pagi hingga 12 siang.
Jasa Marga sebelumnya memprediksi jumlah kendaraan keluar Jabodetabek pada arus mudik tanggal 6-12 Mei 2021 (H-7 sampai H-1) sebesar 593.185 kendaraan. Jumlah ini naik 27,19 persen dari Lebaran 2020.
"Prediksi puncak mudik pada tanggal 11 Mei 2021 (H-2) sebesar 109.327 kendaraan," kata Operation and Maintenance Management Group Head Jasa Marga, Atika Dara Prahita, dalam konferensi pers di Jasa Marga Toll Road Command Center, Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 4 April 2021.
Baca: 593 Ribu Kendaraan Diprediksi Keluar Jabodetabek Saat Mudik 2021, Naik 27 Persen