Ia mengatakan defisit APBN 2021 direncanakan berada di level 5,7 persen dari PDB dengan realisasi hingga triwulan I sebesar Rp144,2 triliun atau 0,82 persen terhadap PDB.
Realisasi tersebut terjadi karena belanja tumbuh 15,61 persen (yoy) terutama didorong kenaikan belanja barang pelaksanaan vaksinasi dan belanja untuk membantu pelaku usaha serta akselerasi belanja modal untuk infrastruktur.
Sementara itu, kinerja pendapatan negara tetap terjaga tumbuh positif 0,64 persen (yoy) yang merupakan tanda pemulihan sesudah tahun lalu mengalami kontraksi cukup dalam.
Selanjutnya, untuk program PEN 2021 meningkat lebih dari 20 persen dibandingkan tahun lalu yakni mencapai Rp699,43 triliun dengan fokus tetap mendukung masyarakat, UMKM dan dunia usaha serta program sektoral strategis.
“Program PEN terus mengalami penyempurnaan desain dan implementasi sehingga dapat berjalan lebih cepat, lebih tepat sasaran dan lebih efektif mendorong perekonomian serta memulihkan daya beli,” kata Sri Mulyani.
BACA: Sri Mulyani: Pemulihan Ekonomi Global Terus Dibayangi Lonjakan Kasus Covid-19