Adapun Senior Market Analyst Oanda Corp., Edward Moya menyebutkan, sebelumnya pasar menunjukkan optimisme yang tinggi terkait outlook permintaan minyak yang kuat di wilayah Asia. Meski demikian, kepercayaan diri pasar mulai tergerus seiring dengan kekhawatiran terkait negara-negara seperti India dan Jepang.
“Kekhawatiran tersebut menandakan bahwa pemulihan ekonomi global tidak akan berjalan secara merata. Hal ini akan memperburuk kondisi perjalanan lintas negara,” kata Moya.
Sedangkan Andrew Lebow, Senior Partner Commodity Research Group memperkirakan pasar dalam jangka pendek akan menghadapi pemulihan permintaan yang tidak seimbang di dunia.
Ketimpangan pemulihan permintaan, menurut dia, disebabkan oleh lonjakan kasus positif virus corona yang terjadi di India dan Jepang. Ia menuturkan, India dan Jepang merupakan dua dari lima negara utama dengan konsumsi minyak terbesar di dunia.
“Dengan gangguan yang terjadi pada India dan Jepang, pasar kini tengah mengukur pergerakan permintaan minyak global,” kata Lebow.
Pergerakan harga minyak saat ini mulai melambat setelah di awal tahun 2021 sempat melonjak cukup signifikan. Hal tersebut terjadi seiring dengan gelombang penyebaran virus corona terbaru yang melanda beberapa wilayah.
BISNIS
Baca: 2 Faktor yang Sebabkan Harga Minyak Naik ke Level Tertinggi Sebulan