Termasuk penggunaan teknologi yang diterapkan lembaga-lembaga besar bisa dibantu dan diterapkan ke UMKM.
“Jangan UMKM kecil ini sendirian, harus dikonsolidasi paling tidak agar tak belajar sendiri tapi dibantu dengan keterlibatan semua pihak," pintanya.
KemenkopUKM, sambung Teten, telah bekerja sama dengan perusahaan pelat merah, PT BGR Logistics (Persero) dalam mengembangkan koperasi-koperasi pangan, agar BGR menjadi agregator, pendamping, sekaligus offtaker produk-produk UMKM.
Selanjutnya catatan Teten yang kedua mengenai target kewirausahaan. Ia diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengevaluasi pertumbuhan kewirausahaan Indonesia yang mengalami stagnasi di angka 3,47 persen, di mana sebanyak 98 persen kewirausahaan masih didominasi usaha mikro yang pendapatannya di bawah UMR.
Angka tersebut tergolong rendah jika dibandingkan dengan Singapura, yang jumlah wirausahanya mencapai 8,5 persen, maupun Malaysia dan Thailand masing-masing di angka 4,5 persen.
"Strategi besarnya bukan nambah ultra mikro makin banyak, tapi harus didorong usaha mikro ini naik, yang kecil dan menengah makin besar. Sektor formal diperbesar sehingga penyerapannya ke mikro akan lebih besar lagi," imbuhnya.
Target besarnya, lanjut Teten, di 2045 Indonesia menjadi negara terbesar keempat. Untuk mewujudkan itu, jumlah wirausaha harus didorong.
“Syaratnya itu, minimal jumlah wirausaha kita empat persen dari jumlah penduduk. Selain itu, kami juga diminta menaikkan porsi kredit perbankan yang saat ini di kisaran 19 persen menjadi jauh lebih besar lagi," kata Teten Masduki.
BACA: Menteri Teten Masduki Bilang Perempuan Itu Spesial Buat UMKM