JAKARTA – Kebijakan extraordinary serta kerja keras dan koordinasi berbagai pihak mampu mencegah kontraksi ekonomi lebih dalam di 2020. Indonesia mampu menunjukkan resiliensi ekonominya meskipun ada kontraksi pertumbuhan -2,1 persen, salah satu yang terkecil dibanding negara G-20 dan ASEAN.
“Kita perlu untuk akselerasi di 2021 ini, sehingga nanti bisa memberikan penciptaan kesempatan kerja, mengembalikan lagi kesejahteraan masyarakat,” ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat Temu Stakeholder untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional di Semarang,
Menkeu didampingi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, dan Ketua Komisi XI DPR RI Dito Ganinduto.
Salah satu langkah cepat sebagai respon luar biasa untuk menghadapi dampak pandemi adalah Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Hingga akhir 2020, realisasi program PEN mencapai Rp 579,8 triliun, yang digunakan untuk membiayai berbagai program dalam enam kluster prioritas, yaitu Kesehatan, Perlindungan Sosial, Dukungan UMKM, Insentif Dunia Usaha, Sektoral K/L dan Pemda, dan Pembiayaan Korporasi.
Berbagai manfaat program PEN telah dirasakan oleh masyarakat dan dunia usaha, antara lain yaitu insentif khusus tenaga kesehatan, dan berbagai bansos untuk melindungi konsumsi dan daya beli masyarakat miskin dan rentan, bantuan cash buffer untuk UMKM, bantuan cashflow dalam bentuk insentif perpajakan bagi dunia usaha, hingga pembentukan proyek padat karya untuk menyerap tenaga kerja.
Di 2021, Pemerintah akan terus bekerja keras untuk memperkuat berbagai langkah untuk mengendalikan pandemi serta memulihkan ekonomi. Pemerintah yakin pertumbuhan ekonomi dapat pulih pada rentang 4,5 sampai dengan 5,3 persen di tahun 2021. “Kita tetap stabil, mendapatkan rating BBB, bahkan sudah diprediksi pertumbuhan ekonomi 2021 sebesar 5,3 persen,” kata Gubernur BI.
Selain itu, berkah perkembangan teknologi dan kerjasama internasional membuka peluang pengembangan vaksin Covid-19 berjalan sangat cepat. Bersama dengan upaya konsisten 3M dan 3T, vaksin diharapkan menjadi game changer untuk mempercepat pengendalian pandemi.
APBN akan terus bekerja keras menjadi instrumen counter cyclical untuk semakin memperkuat momentum pemulihan ekonomi. Di dalam alokasi PEN 2021, salah satu kenaikan anggaran terjadi pada pos kesehatan antara lain untuk mendukung pembiayaan vaksinasi dan penguatan 3T.
Selain itu, Pemerintah juga akan mendorong refocusing belanja, agar APBN yang ekspansif dapat secara optimal memberi daya ungkit pada ekonomi. Di samping itu, Pemerintah juga terus memperkuat agenda reformasi struktural, untuk memperkokoh fondasi ekonomi ke depan.
BNI selalu mendukung segala upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), salah satunya melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada pelaku UKM. KUR merupakan kredit bersubsidi dengan bunga hanya sebesar 6 persen per tahun."BNI menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp32 Triliun pada 2021," ujar Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto.