TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Hary Tanoesoedibjo atau Hary Tanoe, PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV) melalui anak perusahaannya PT Asia Vision Network (AVN) mengumumkan merger dengan Malacca Straits Acquisition Company Limited. Lewat aksi korporasi ini, valuasi perusahaan diprediksi mencapai US$ 537 juta.
Merger bertujuan untuk mendaftarkan AVN di pasar modal Amerika Serikat, NASDAQ. Saat ini, Malacca sudah lebih dulu melantai di NASDAQ dengan kode emiten: MLAC. Selain itu, merger ini diproyeksi bakal membawa US$ 135 juta dana segara ke perseroan.
“Hari ini, kami telah mengambil langkah maju yang signifikan dalam rencana pertumbuhan kami," kata Hary Tanoe dalam keterangan resmi AVN pada Senin, 22 Maret 2021.
Baca Juga: Perusahaan Hary Tanoe Resmi Merger dengan Malacca Straits, Valuasi 8,02 Triliun
Perusahaan ini memiliki badan hukum di Cayman Islands, yang dulunya masuk daftar suaka pajak, tapi sudah keluar. Statusnya yaitu exempted company, artinya perusahaan memiliki bisnis utama di luar Cayman Islands.
Pada 17 Juli 2020, Malacca juga mengumumkan penutupan Initial Public Offering (IPO) mereka di NASDAQ. Laman resmi NASDAQ mencatat bahwa Malacca meraup US$ 125 juta dalam penawaran perdana ini.
Saat ini, Malacca sedang fokus pada sejumlah sektor bisnis di Asia Tenggara. Tak hanya bisnis media seperti di MNC Group Hary Tanoe, tapi juga bisnis pengolahan makanan, energi terbarukan, dan industri kesehatan.
Saat inim Malacca dipimpin oleh Kenneth Ng sebagai CEO. Kenneth juga merupakan pendiri sekaligus Managing Partner dari perusahaan manajemen aset Ark Pacific Capital Management sejak 2014.
Dikutip dari laman resmi Ark Pacific, Kenneth sebelumnya bekerja sebagai private equity associate di perusahaan investasi, TPG Capital, dari 2001 hingga 2004. Lalu, Ia menjadi Direktur Eksekutif di perusahaan investasi Elliott Associates untuk wilayah Cina pada 2005 sampai 2013, sebelum akhirnya bergabung ke Malacca.
FAJAR PEBRIANTO