TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Jago Tbk. segera melakukan aksi right issue pada Maret 2021. Direktur Utama Bank Jago Kharim Indra Gupta Siregar menargetkan dengan aksi tersebut perseroan bisa mendapat dana segar sekitar Rp 7 triliun.
Dengan demikian, modal inti perusahaan bakal menjadi Rp 8 triliun. "Kami bersyukur dengan modal Rp 8 triliun kami akan menjadi bank BUKU III, yaitu bank dengan modal inti Rp 5 triliun sampai Rp 30 triliun," ujar Kharim dalam di kantornya, Jumat, 26 Februari 2021.
Kharim mengatakan 97 persen dana hasil right issue itu akan dipergunakan untuk melakukan ekspansi bisnis, antara lain dengan berkolaborasi dengan ekosistem digitar dan menyalurkan pembiayaan.
Selain itu, sebanyak 2 persen akan digunakan untuk mengembangkan infrastruktur digital dan 1 persen lainnya digunakan untuk mengembangkan sumber daya manusia.
Wakil Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan saham baru yang akan dikeluarkan dalam right issue kali ini adalah sekitar 3 miliar lembar dengan harga Rp 2.350 per saham.
"Sehingga total dana yang akan dihimpun adalah sekitar Rp 7 triliun. Rasionya adalah 579 saham lama dan 160 saham baru," ujar Arief.
Arief mengatakan para pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya maka akan ada potensi dilusi sebesar 21,6 persen. Namun, ia optimistis pemegang saham publik dan lainnya akan melaksanakan haknya.
Pasalnya, ia melihat antusiasme dari pemegang saham publik terhadap proses pasar right issue saham Bank Jago ini sangat tinggi. "Bahkan kalau saya berbicara dengan beberapa investor dan analis banyak yang bertanya kapan Bank Jago akan meningkatkan modal. Ini adalah kesempatan bagi investor untuk berpartisipasi," ujarnya.
Baca: Usai Dibeli Gojek, Saham Bank Jago Meroket Hingga 75 Persen