Sebab, tidak ada tanda-tanda pabrik tersebut dihuni perusahaan otomotif. Tidak ada tim yang merancang bodi, suspensi, steering systems, dan brakes. "Apakah sebuah perusahaan mobil listrik tidak lagi peduli dengan aerodinamika dari sebuah mobil," kata dia.
Pengalaman ini yang membuat Arcandra menduga ada beberapa alasan dari Elon Musk memilih Silicon Valley. Pertama, talenta terbaik di bidang teknologi informasi dengan sudah ada di lokasi ini. Mereka teruji menghasilkan teknologi yang mengubah peradaban manusia seperti Google, Apple, dan yang lainnya.
Kedua, teknologi chips paling mutakhir bisa didapat dengan bekerja dalam ekosistem yang sudah terbentuk di Silicon Valley. Ketiga, adanya venture capitalist yang mau mendanai ide-ide terobosan baru, sekalipun beresiko tinggi.
Tak hanya itu, Arcandra mengatakan mobil listrik sebenarnya hanya mengganti 30 persen komponen dari mobil konvensional. Sementara 70 persen komponen lainnya masih sama. Sehingga, Elon hanya fokus pada 30 persen komponen itu saja.
Sehingga, kompetitor lain yang mau masuk bisnis mobil listrik akan kesulitan mengejar Elon Musk. "Elon Musk sangat cerdas untuk tidak bermain di komponen yang 70 persen," kata Arcandra.
Walau demikian, Tesla sebenarnya sudah mengumumkan rencana relokasi sejak Desember 2020. Mereka akan meninggalkan Silicon Valley dan pindah ke Austin, Texas.
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: Jubir Luhut Sebut Lobi dengan Tesla Masih Terus Dilanjutkan