TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menjelaskan soal proyek pembangunan kilang baru atau Grass Root Refinery Tuban (GRR Tuban) di Tuban, Jawa Timur. Pembebasan lahan seluas 377 hektare untuk proyek ini sebelumnya menuai sorotan karena membuat warga sekitar kaya mendadak.
"Ini adalah salah satu proyek strategis nasional," kata Sekretaris Perusahaan PT Kilang Pertamina Internasional Ifki Sukarya dalam keterangan tertulis pada Kamis, 18 Februari 2021.
Kilang Pertamina Internasional adalah Subholding Refining dan Petrochemical di bawah Pertamina yang menggarap proyek ini. Mereka menggarap proyek senilai US$ 15 miliar ini bersama perusahaan migas asal Rusia, Rosneft.
Tujuan pembangunan proyek ini adalah untuk meningkatkan kapasitas pengolahan minyak sebesar 300 ribu barel per hari. Sehingga nantinya akan menghasilkan BBM berstandar Euro V berupa gasoline sekitar 80.000 barel perhari, gasoil sekitar 100.000 barel per hari dan Avtur sekitar 30.000 barel per hari.
Ini adalah standar emisi bahan bakar. Saat ini Indonesia masih menggunakan standar emisi Euro IV, ketinggalan dari Eropa yang sudah Euro VI, atau stndar emisi yang lebih baik untuk lingkungan. Walau tertinggal, niat untuk mengejar sudah ada.
Pertengahan 2020, Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dasrul Chaniago membuka peluang untuk Indonesia langsung melompat ke Euro VI. "Karena kalau kami masuk tahap Euro V lagi, kami akan terus tertinggal," ujarnya, dikutip dari Bisnis.com.