TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyebutkan bahwa kenaikan harga minyak dunia akan memengaruhi kinerja di sektor bisnis hilir.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading Pertamina Mas'ud Khamid mengatakan bahwa pergerakan harga minyak dunia saat ini berada di atas asumsi yang ditetapkan pada rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) 2021.
Dengan demikian, harga minyak yang bergerak pada rentang US$50 per barel—US$60 per barel akan berdampak terhadap kinerja perseroan.
"Iya ICP [harga minyak mentah Indonesia] kita di RKAP 2021 di US$45 per barel," katanya kepada Bisnis, Senin 15 Februari 2021.
Berdasarkan data Global Petrol Price per 8 Februari 2021, rata-rata harga gasoline di seluruh dunia berada pada kisaran US$1,07 per liter.
Adapun per 1 Januari 2021 Pertamina melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri ESDM 187K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan.